Tak pandai dalam menyimpan rasa
Tak pandai dalam mengartikan cinta
Resah selama bermalam-malam itu adalah hasutan setan. Tak sabar, menangis, menulis, tersenyum, berfikir, marah. Semua perasaan itu adalah batu licin dan akhirnya membuatku jatuh,
Saat ini menjalani, tanpa ada status. Diam, doa, diam, doa, bertemu menyapa, bercengkerama layaknya sahabat akrab. Tiada yang ingin ku katakan selain “Kamu jangan terlalu banyak berharap atas ini semua, bukan karena keegoisaan, namun demi keluarga kita kelak di masa depan”.
Aku tak ingin ada istilah “mantan pacar”, “mantan kekasih”, yang ku inginkan adalah suami dan selalu pacaran. Saat ini, ku hanya ingin menjaga, menjaga rasaku untuk-Nya, menjaga agar Allah tetap mencintai kita.
Namun, entah nasi sudah menjadi bubur atau masih dalam terendam air. Taubatan nasuha adalah jalannya. Sekali lagi ingin ku katakan padamu, bahwa aku tak ingin ada hati yang sakit, tak ada yang ingin ku sakiti, yang ku inginkan adalah ayah yang baik untuk anakku, yang bisa mengajarinya jalan menuju surga. aamiin
17 Juli 2014